Desain rumah bergaya tradisional sangat diminati oleh orang-orang yang menyukai hal-hal berbau seni. Konsep desain interior tradisional identik dengan suasana yang hangat. Walaupun memiliki kesan yang tua, namun rumah bergaya tradisional ini dapat menciptakan suasana yang hangat, nyaman dan kekeluargaan. Kenyamanan pada interior rumah tradisional ini terletak pada perpaduan ruang, komposisi ruang dan karakteristik visual.

Baca juga: Rumah Minimalis Modern dengan Bukaan Besar HM House – Samarinda, Kalimantan Timur

Ciri Rumah Tradisional

Beberapa ciri-ciri desain rumah bergaya tradisional :

  • Suasana homey
  • Kerap menggunakan pola bunga(makhluk hidup)
  • Bersahaja dan sederhana
  • Ragam furnitur kerap dihadirkan serba berpasangan
  • Cenderung mengadopsi sesuatu yang halus dan lengkung
  • Teratur, konsisten dan detail
  • Kerap menggunakan furnitur daur ulang

Interior rumah Joglo-Jawa (sumber:google)

Interior rumah Gadang-Minangkabau (sumber:google)

Interior rumah adat Lamin-Kalimantan Timur (sumber:google)

Melestarikan Budaya Tradisional

Berikut adalah beberapa perubahan yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya tradisional melalui desain interior rumah tradisional :

  1. Rahasia unsur alami

Konsep ini berbasis pada kesadaran terhadap lingkungan dan menekankan unsur alami. Melalui material yang biasanya digunakan memiliki tekstur yang kasar karena tidak dilakukan banyak finishing atau bahkan tidak difinishing.

  1. Konsep mixed-combo

Ekletik, atau konsep mixed-combo merupakan perpaduan dua unsur gaya atau lebih menjadi satu kesatuan. Konsep ini dapat diterapkan di berbagai elemen-elemen seperti struktur bangunan, furnitur, ornamen dan motif budaya tradisional.

Baca juga: Masuk tapi di Luar? Konsep Unik RN House! – Klaten, Jawa Tengah

  1. Romantisme klasik

Dengan konsep ini, cocok untuk pengguna yang menyukai sedikit sentuhan kemewahan. Konsep klasik ini lebih mengutamakan komposisi, keseimbangan, harmoni yang sempurna dan elemen-elemen yang sangat detail.

  1. Inovasi smart-tech

Menciptakan inovasi-inovasi baru yang berbasis smart technology dengan mengandalkan imajinasi tentang ruang yang akan digunakan dimasa depan. Material yang biasa digunakan pada konsep ini adalah material logam dan bahan fabrikasi dengan efisiensi dan teknologi tinggi.

  1. Tradisional minimalis

Saat ini konsep perpaduan antara tradisional dengan minimalis menjadi trend di kalangan banyak orang. Memadukan kedua konsep ini merupakan tantangan yang besar karena sifat dari kedua konsep ini bertentangan. Interior tradisional memiliki ciri khas yang kaya akan ornamen, sedangkan interior minimalis memiliki ciri khas anti-ornamen.

  1. Esensi ruang komunal

Ruang komunal merupakan ruang multifungsi seperti halnya pendopo. Pendopo dapat berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, atau ruang serbaguna.

sumber: pinterest

  1. Pola ornamen khas

Rumah bergaya tradisional kerap menggunakan ornamen floral seperti sulur-sulur tanaman atau dahan pohon. Ornamen tersebut tidak hanya ada di dinding, tetapi juga terdapat pada kolom, pintu, jendela dan ornamen lainnya.

  1. Simetri dan berpasangan

Desain tradisional sangat bergantung pada keseimbangan simetris mulai dari desain arsitektur hingga penempatan furnitur. Selain itu pemilihan furnitur dalam gaya tradisional selalu berpasangan seperti kursi, pintu, jendela dan ornamen khas lainnya.

  1. Daur ulang vs modern

Interior tradisional kerap menggunakan furnitur daur ulang. Misalnya furnitur sisa-sisa kayu, perabot antic dan rotan. Sehingga dapat digabungkan dengan sedikit sentuhan modern.

Baca juga: Renovasi Rumah dari Biasa menjadi Lebih Nyaman, Fungsional, Optimal, dan Estetis! – FM House, Tangerang, Banten

  1. Warna monokromatis

Warna yang digunakan pada rumah tradisional adalah warna yang tidak mencolok seperti warna netral misalnya coklat dan putih.

  1. Pencahayaan

Pencahayaan pada rumah interior tradisional cenderung lebih temaram untuk menciptakan suasana dan kesan yang berwibawa dan syahdu.