Kersan Art Space, sebuah galeri eksklusif di lokasi yang strategis di Gunung Sempu, Bantul. Dibangun dengan konsep minimalis ‘white box’, galeri ini menjadi tempat yang ideal bagi pengunjung yang mencari inspirasi dan apresiasi seni. Baca Juga: Pembangunan Rumah dan Kost Minimalis Kontemporer Bantul Proyek ini adalah milik Ibu Leny Weinchert, seorang seniman patung terkenal yang telah memiliki rumah singgah di daerah Bugisan, Galeri Seni Bantul. Sebelumnya, beliau telah menyewa sebuah pendopo untuk studio dan pameran, namun untuk mengakomodasi kebutuhan profesionalnya dengan lebih baik, Ibu Leny memutuskan untuk mencari tempat yang lebih sesuai. Pilihan jatuh pada lahan di area Gunung Sempu yang juga merupakan tempat berkumpulnya beberapa seniman lainnya. Kawasan ini dikenal karena atmosfernya yang tenang dan menjadi lokasi strategis untuk mendirikan galeri pribadi dan ruang pamer. Lokasi lahan ini memiliki kontur yang berbeda dengan perbedaan ketinggian sekitar 3 meter dari jalan utama. Untuk mencapai lokasi, pengunjung perlu mendaki sekitar 30 meter. Lahan ini juga memiliki topografi yang berliku-liku dengan lekukan dan belokan secara vertikal dan horizontal. Kondisi tanah yang keras dan berbatu memberikan tantangan konstruksi yang perlu diatasi dengan hati-hati, Galeri Seni Bantul.

R3 Studio: Area Outdoor

Kersan Art Space dirancang dengan dua zona, yaitu zona privat dan zona publik. Zona privat digunakan untuk keluarga Ibu Leny Weinchert, sementara zona publik mengakomodasi kebutuhan kerjanya. Di zona publik, terdapat ruang pamer, galeri, serta ruang pertemuan yang berfungsi sebagai tempat berkolaborasi dengan kolega dan mitra kerja. Lokasi lahan Ibu Leny memanjang dari Barat ke Timur, dengan akses utama di sisi Barat. Keuntungan ini memungkinkan pengunjung menikmati pemandangan matahari terbenam yang indah karena letaknya yang tinggi dan terbuka. Namun, pencahayaan matahari yang terlalu silau juga diperhatikan untuk kenyamanan pengunjung. Baca Juga: LS House: Menghadirkan Keindahan Minimalis dengan Sentuhan Unik Pada perancangan bangunan, kontur lahan menjadi perhatian utama. Area depan dirancang sebagai pintu masuk dengan tangga berbentuk trapesium yang memberikan kesan menyambut bagi pengunjung. Selain itu, area tersebut juga menyediakan ruang penyimpanan untuk alat pemahat dan instalasi seni.

R3 Studio: Area Entrance

Di level atas, terdapat zona yang lebih publik dengan kemiringan kontur yang lebih landai. Zona ini dibagi menjadi area indoor dan outdoor. Area indoor digunakan sebagai studio, sedangkan area outdoor digunakan sebagai area komunal untuk berbagai kegiatan. Lokasi Kersan Art Space berdekatan dengan bangunan tetangga di sebelah utara, sementara di sebelah selatan terdapat lahan kosong. Untuk memenuhi kebutuhan parkir, area parkir dibagi menjadi dua. Kendaraan pribadi pemilik dapat diparkir di atas lahan, sedangkan kendaraan umum atau pengunjung akan ditempatkan pada kantong parkir yang bekerja sama dengan para tetangga. Selain itu, terdapat area workshop outdoor di sebelah carport, sementara area workshop indoor berada lebih depan. Ruang studio tertutup ini memberikan perlindungan bagi para seniman saat mereka membuat sketsa dan karya seni mereka dari hujan. Area workshop outdoor didesain dengan cermat untuk memberikan kenyamanan selama berkarya. Proses pembuatan patung melibatkan puing-puing, debu, dan alat-alat pahat yang besar. Oleh karena itu, kebersihan dan kerapian menjadi faktor penting yang mudah terjaga.

R3 Studio: Fasad ‘The White Box”

Selain menjadi galeri seni, Kersan Art Space juga menyediakan akomodasi untuk hingga tiga anggota tim atau tamu yang dapat menginap. Kamar klien pribadi terletak di bagian depan dengan akses yang terpisah dan sangat tertutup dari area lainnya. Meskipun privasi dijaga dengan ketat, kamar ini menawarkan pemandangan ke area jalan dan pintu masuk. Pada lantai dua, terdapat dua area, yaitu area indoor dan area outdoor. Area outdoor yang luas mencakup dua pertiga dari panjang total bangunan, sementara sisanya merupakan area indoor. Pengunjung diarahkan untuk melewati area outdoor terlebih dahulu untuk menikmati karya dan instalasi seni yang besar sebelum memasuki area indoor. Area lantai dua juga dapat digunakan untuk menikmati pemandangan matahari terbenam serta sebagai tempat pertunjukan seni tari dan instalasi dinamis. Pengunjung dapat menikmati karya seni dari sisi atas maupun bawah. Dalam perancangan detail bangunan ini, Ibu Leny Weinchert menginginkan kesederhanaan dan menghindari ornamen yang rumit yang dapat mengganggu instalasi seni. Konsep minimalis dengan dinding berwarna putih, yang dikenal sebagai ‘white box’, dipilih untuk memastikan karya seni menjadi fokus utama. Dinding putih ini juga dirancang untuk memudahkan penggunaan barcode pada karya seni. Pengunjung dapat memindai barcode untuk memperoleh informasi mengenai cerita, detail, dan harga karya seni yang dipajang. Baca Juga: Tips Memasang Keramik dengan Profesional dan Presisi

R3 Studio: The Red Door

Selain dinding putih, warna merah juga digunakan untuk memberikan sentuhan kontras pada bangunan. Pintu masuk dengan warna merah memberikan pengalaman berbeda bagi pengunjung saat memasuki bangunan. Selain itu, perpaduan warna netral seperti coklat juga digunakan untuk memberikan kesan tropis mengingat lingkungan sekitar yang masih rindang, Galeri Seni Bantul.