Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai kota yang berlimpah akan destinasi wisata, sebut saja Candi Borobudur, Candi Prambanan, Kraton Yogyakarta, Jl. Malioboro, Pasar Bringharjo, tak ketinggalan pula wisata alam Jogja yang indah yakni alam pegunungan dan wisata pantai selatannya. Banyaknya destinasi wisata ini mengundang wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Akhir-akhir ini perkembangan pariwisata di Jogja semakin meningkat, hal ini ditandai dengan bertambahnya lokasi-lokasi wisata baru yang mengundang wisatawan.
Baca juga: Rumah Kontemporer BYU House – Klaten, Jawa TengahSeiring dengan banyaknya wisatawan nusantara ataupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jogja untuk liburan, terdapat dampak positif bagi para pengusaha hotel di Jogja baik itu hotel non bintang maupun hotel berbintang 1 sampai bintang 5. Pada tahun 2017 jumlah keseluruhan hotel yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya mencapai angka 1.187 unit dengan jumlah di Kabupaten Kulonprogo sebanyak 26 hotel, Kabupaten Bantul 261 hotel, Gunung Kidul 88 hotel, Sleman 392 hotel dan Kota Yogyakarta sebanyak 420 hotel.
Hotel Kota Jogja
Hampir sebagian besar hotel di Kota Jogja merupakan hotel non bintang dengan jumlah 371 hotel, hotel bintang 1 berjumlah 16 hotel, hotel bintang 2 berjumlah 18 hotel, hotel bintang 3 berjumlah 26 hotel, hotel bintang 4 berjumlah 18 hotel, hotel bintang 5 berjumlah 7 hotel (https://statistikhotel.visitingjogja.com/)
Apabila dibandingkan beberapa tahun kebelakang pertumbuhan hotel di Jogja cukup berkembang pesat, hal ini dikarenakan adanya potensi pasar yang besar dan menggiurkan bagi para pelaku industri perhotelan. Hal ini kemudian melahirkan dua sudut pandang berbeda mengenai pertumbuhan hotel di Jogja ini.
Baca juga: Rumah Minimalis SSN House – Bontang, Kalimantan TimurDampak positif yang langsung bisa dirasakan oleh masyarakat setempat dan wisatawan adalah adanya ketersediaan dan mudahnya akses penginapan bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, meningkatnya perekonomian masyarakat yakni dengan bertambahnya lapangan pekerjaan baru sehingga mengurangi angka pengangguran, keuntungan bagi pemerintah yakni meningkatkan pendapatan daerah, pajak, dan retribusi daerah.
Oversupply
Namun di sisi lain pertumbuhan hotel di Jogja ini menimbulkan masalah lain yakni oversupply/melebihi kebutuhan penggunaan hotel. Selain itu efek dari pertumbuhan hotel yang terus meningkat ini juga memberikan dampak langsung ke masyarakat yang tinggal di sekitar hotel, seperti penggunaan air cadangan yang merupakan hak masyarakat, limbah asap hotel yang mencemari lingkungan.
Adanya dampak negatif ini mungkin bisa menjadi pelajaran bagi pra investor untuk lebih memperhatikan kembali aspek-aspek yang perlu diperhatikan sebelum membangun kerajaan bisnis hotel seperti melakukan komunikasi dengan masyarakat setempat dan memberikan manfaat yang secara langsung dirasakan masyarakat, hal ini guna meminimalisir dampak negatif yang telah dipaparkan diatas.
Baca juga: Rumah Scandinavia Javanese Javandis House – Bantul, YogyakartaTentunya pemerintah juga sangat berperan dalam hal pertumbuhan hotel ini dengan membuat kebijakan-kebijakan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Leave A Comment