Dari Renovasi ke Rancang Ulang Total
Proyek ini bermula dari keinginan klien untuk melakukan renovasi terhadap rumah eksistingnya—sebuah rumah satu lantai hasil developer standar yang sempat beberapa kali dimodifikasi secara mandiri. Namun dalam proses awal, kami melakukan survey teknis dan menemukan bahwa struktur dan kondisi tanah tidak memadai untuk mendukung penambahan lantai dua. Terjadi penurunan tanah di beberapa area, menyebabkan retakan yang signifikan. Alih-alih memaksakan renovasi yang berisiko, kami berdiskusi lebih lanjut dan menyarankan opsi terbaik: merancang ulang rumah dari awal. Langkah ini tidak hanya lebih aman secara struktur, tapi juga membuka peluang lebih luas untuk mendesain ulang rumah secara menyeluruh, sesuai harapan klien—yakni hunian yang terjaga privasinya, nyaman secara thermal, dan tetap terang secara alami.
Konteks Tapak: Di Ujung Jalan, Di Tengah Permukiman
Lahan rumah ini berada di lokasi yang cukup unik—terletak paling ujung sebuah gang kecil dengan dua rumah di sisi kiri-kanan dan satu rumah di belakang. Satu-satunya sisi terbuka adalah bagian selatan yang berbatasan dengan lahan kosong. Posisi seperti ini memberikan tantangan sekaligus peluang: rumah harus dibuka ke dalam, tanpa kehilangan koneksi dengan cahaya dan udara alami.Baca Juga : PTR House di Bantul – Menyiasati Lahan Hook dengan Sentuhan Modern Tropis dan Mezzanine
Sebagai arsitek yang terbiasa bekerja di lingkungan Yogyakarta yang padat namun dinamis, kami memahami bahwa rumah di tengah permukiman harus dirancang secara strategis agar tetap terasa lapang, terang, dan sehat. Konsep inward-looking menjadi pendekatan utama—mengelola bukaan, ruang transisi, dan penghawaan tanpa terlalu bergantung pada sisi luar bangunan.Privasi, Kenyamanan, dan Pencahayaan: Tiga Pilar Desain
Kami merancang rumah ini dengan mengutamakan privasi penghuni, namun tidak menutup diri sepenuhnya dari lingkungan sekitar. Permainan massa bangunan, pemilihan bentuk atap, dan pengolahan bukaan kami sesuaikan untuk menciptakan ritme cahaya dan sirkulasi udara yang alami. Cross ventilation diterapkan di hampir semua ruang utama, sementara pencahayaan alami dihadirkan melalui jendela vertikal ramping, glass block, dan lubang-lubang ventilasi tersembunyi. Desain fasad tidak kami buat frontal ke arah luar, melainkan kami bentuk sebagai “kulit pelindung” yang tetap memiliki kedalaman visual. Komposisi massa menggunakan bentuk geometris sederhana namun dinamis, dengan kombinasi atap pelana tinggi di bagian tengah dan atap datar di sisi lainnya. Ini menciptakan siluet bangunan yang berbeda dari rumah-rumah di sekitarnya—modern namun tetap kontekstual.
Eksplorasi Material: Hangat, Fungsional, dan Tahan Lama
Kami percaya bahwa material adalah elemen penting dalam menyampaikan karakter arsitektur. Pada proyek ini, kami menggunakan pendekatan material yang mempertimbangkan estetika, ketahanan, dan kenyamanan:1. Plesteran Dinding Finishing Cat (Putih & Abu-abu)
Palet warna utama berupa putih bersih dan abu-abu netral. Warna putih memperluas visual ruang dan memantulkan cahaya dengan baik, sementara abu-abu memberi kesan kokoh dan menjadi dasar tone modern rumah.2. Aksen Kayu sebagai Elemen Penghangat
Penggunaan elemen kayu—baik kayu solid maupun wood plastic composite—kami tempatkan secara selektif pada area fasad dan interior. Memberikan sentuhan alami, kontras visual, dan suasana yang lebih hangat di antara dominasi warna netral.Tonton sekarang : RUMAH MEWAH KONTEMPORER INDUSTRIAL, ADA KOLAM DAN SECONDARY SKIN | GI HOUSE, YOGYAKARTA
3. Kusen Aluminium Warna Gelap
Seluruh jendela dan pintu menggunakan kusen aluminium ramping dengan warna hitam atau gelap. Selain tahan terhadap cuaca, tampilannya sangat cocok untuk kesan minimalis dan tegas. Area kaca yang luas juga mendukung masuknya cahaya alami ke dalam ruang.4. Glass Block untuk Cahaya Lembut
Digunakan pada dinding tertentu untuk menghindari pandangan langsung dari luar namun tetap memungkinkan cahaya menembus ke dalam. Ini sangat mendukung atmosfer yang nyaman dan privat, khususnya di area sirkulasi dan kamar mandi.5. Roster sebagai Sirkulasi Pasif dan Aksen Visual
Selain fungsi sirkulasi udara, roster juga berperan dalam menghadirkan permainan cahaya dan bayangan yang berubah sepanjang hari. Elemen ini memberikan identitas lokal sekaligus fungsi pasif yang penting dalam iklim tropis.6. Batu Alam pada Dinding Pembatas
Kami aplikasikan pada bagian dinding pembatas yang cukup panjang agar tidak terasa monoton. Batu alam memberi tekstur sekaligus mempertegas batas antara rumah dan lingkungan sekitar tanpa terkesan tertutup penuh.