Green Building – Green yang artinya hijau, dan Building yang artinya Bangunan. Namun, apakah arti dari green building adalah bangunan dengan warna hijau? Atau bangunan gedung yang terdapat tanaman yang berwarna hijau?

Baca juga: Interior Scandinavian Rumah Kontemporer ARC House – Kupang, Nusa Tenggara Timur

Sejak april 2013, di Indonesia sudah ada GBCI, yaitu Green Building Council Indonesia, yang mana berisi tentang ketentuan-ketentuan yang digunakan untuk menilai (sistem rating) bangunan itu sendiri termasuk green building atau bukan. Green Building yaitu bangunan ramah lingkungan, bukan hanya dalam fisiknya saja, namun dari proses perencanaan, pembangunan, sampai tahap pemeliharaan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang ramah lingkungan akan menghasilkan manfaat yang nyata, mulai dari kenyamanan pengguna dalam bangunan, biaya yang dikeluarkan bangunan, serta dampak untuk lingkungan sekitar. Untuk mencapai semua hal itu, telah dimudahkan dalam bentuk software khusus untuk menganalisa green duilding.

Bangunan bertingkat dengan konsep Green Building, sumber: pinterest

Dalam perangkat lunak khusus yang dikenal dengan EDGE buiding, mampu menganalisa apakah bangunan itu termasuk green building atau tidak. Yang mana telah terdapat standar-standar atau ketentuan dalam mendesain suatu bangunan agar bangunan tersebut mempunyai sertifikasi green building. Standar EDGE mendefinisikan bangunan hijau: 20% lebih sedikit penggunaan energi, 20% lebih sedikit penggunaan air, dan 20% lebih sedikit energi yang terkandung dalam bahan material.

Baca juga : Interior Scandinavian Farmhouse STY House – Tangerang, Banten, Jawa Barat

Gedung Mina Bahari IV, Kementrian Kelautan dan Perikanan, sumber: google

Gedung Mina Bahari IV

Contoh bangunan di Indonesia dengan konsep green building yaitu Gedung Mina Bahari IV, Kementrian Kelautan dan Perikanan. Yang sudah diresmikan oleh Ibu Susi Pudjiastuti pada tanggal 15 Januari 2016, dengan harapan dapat meningkatkan kinerja dalam mencapai visi misi KKP. Gedung PPK ini mengadopsi bentuk dari sebuah kapal pinisi. Mempunyai kedalaman bangunan bentang 16 meter dengan orientasi utara selatan, sehingga dapat memaksimalkan cahaya yang ada. Namun dengan menggunakan konsep light shelves juga, panas pada siang hari tetap dapat diatasi dengan mudah – Green Building.

Horizontal Shading yang ada juga menambah estetika dari bangunan tersebut. Menggunakan daylight sensor, agar meminimalisi pencahayaan pada siang hari. Jadi pada siang hari, tidak perlu menggunakan lampu, jadi dengan adanya sensor, pada siang hari akan otomatis mati lampunya. Gedung ini sangat hemat biaya listrik dan airnya. Dalam satu tahun, penghematan listrik mencapai Rp. 3,524,007,500. Sementara untuk air PDAM, Rp269,167,360.

Gedung Utama Kementrian PU, sumber: google

Baca juga: Interior Kamar Minimalis GIN House – Sleman, Yogyakarta

Gedung Utama Kementrian PU

Contoh lain green building di Indonesia yaitu Gedung Utama Kementrian PU. Orientasi gedung ini timur barat, sementara jendela terletak di sisi utara dan selatan. Menggunakan light selves dan juga memiliki kedalaman bentang 14 meter. Memiliki Automatic Lighting Control Zone yang mampu menghemat energi sampai 30% – Green Building.

Jadi, green building bukan berarti bangunan dengan warna hijau, namun lebih ke perancanaan dan sistem yang bangunan tersebut pakai. Bangunan bisa dikatakan green building apabila mempunyai standar-standar atau ketentuan dari EDGE. Atau kalau di Indonesia sendiri GBCI (Green Building Council Indonesia).