Arsitektur post modern – Timbulnya Post-modernisme disebabkan oleh adanya kritik atau ketidakpercayaan terhadap Modernisme. Modernisme dianggap telah gagal dan telah merusak tatanan kehidupan masyarakat, yaitu kehidupan yang sudah terlalu menjadi individualis. Modernisme dianggap sudah usang dan harus diganti dengan paradigma baru yaitu Post-modernisme.

Istilah Post-modernisme pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Jerman, Rudolf Paanwitz pada tahun 1917. Istilah ini pertama kali muncul pada bidang seni dan juga kemudian arsitektur. Post-modernisme adalah suatu pergerakan ide yang menggatikan ide-ide zaman modern.

Post-modernisme mengkritik modernisme yang dianggap telah menyebabkan desentralisasi di bidang ekonomi dan teknologi, apalagi hal ini ditambah dengan pengaruh globalisasi. Selain itu, Post-modernisme menganggap media yang ada pada saat ini hanya berkutat pada masalah yang sama dan saling meniru satu sama lain.

Baca juga : 7 Karakteristik Gaya Hunian American Classic – Jasa Desain Arsitek Jogja

sumber: pinterest

Gaya arsitektur Post-modernisme lahir sebagai bentuk reaksi perlawanan terhadap nilai minimalistik, formalitas, dan kurangnya variasi dalam gaya arsitektur modern yang berkembang saat itu. Pada akhir era 1990-an, arsitektur post-modernisme berkembang lebih jauh dan terbagi ke dalam berbagai aliran dengan perbedaan pendekatan seperti gaya memphis, hi-tech architecture, arsitektur neo-klasik, dan gaya arsitektur dekonstruktivisme.

Perkembangan Post-modernisme

1870-1950an    : Post-modernisme digunakan untuk menunjukkan “sebuah penyelesaian masalah modern”.

1950-1970an    : Post-modernisme dilihat sebagai “penurunan modern”.

1960an               : Post-modernisme dilihat sebagai “perlawanan budaya”.

1970-1980an    : Post-modernisme dilihat sebagai “politik pluralistic dan gaya eklektis”

1979-sekarang : Post-modernisme merupakan bahasa publik.

Ciri spesifik gaya Post-modern:

  • Menyoroti dan menonjolkan garis lurus bersih pada furnitur dan arsitektur
  • Bentuk sederhana
  • Dekorasi minimalis
  • Memiliki fungsi yang tinggi
  • Penjajaran dan kontras dari elemen desain

Baca juga : Ingin Hemat Biaya? Ini Dia Material Pengganti Kaca Untuk Rumah Impian Anda

Seorang arsitek asal Amerika yang menganut aliran Post-modern bernama Robert Venturi mengutarakan suatu pernyataan; Less is bore yang berarti sesuatu yang minimalis itu membosankan.

sumber: pinterest

Less is more Less is bore

Berikut berapa contoh bangunan bergaya Post-modernisme:

Vanna Venturi House, Robert Venturi

sumber: pinterest

Shodan House, Le Corbusier

sumber: pinterest

The Villa Savoye, Le Corbusier

sumber: pinterest

Schulman House, Michael Grave

sumber: pinterest

Baca juga : Memaksimalkan Pencahayaan Rumah dengan Desain Skylight – Jasa Desain Arsitek Jogja